Pengamat Nilai DPR Pencitraan Ketika Pakai Masker Saat Paripurna,
December 05, 2016
Add Comment
Demo Content - Pada pembahasan terakhir
RAPBN 2016, para pimpinan DPR dengan serempak memakai masker. Pemakaian masker
itu menurut DPR, sebagai bentuk empati kepada korban bencana asap di Sumatera
dan Kalimantan.
Namun demikian, pandangan
berbeda justru dilontarkan oleh pengamat politik dari Populi Center, Nico
Harjanto. Dia menilai, DPR hanya pencitraan. Seharusnya, jikalau DPR memang
berempati ada langkah-langkah konkret yang dilakukan. Bukan dengan memakai
masker seperti yang terjadi dala sidang paripurna pada Jumat (30/10).
“Ini bukan masalah yang bisa
dijadikan pencitraan, masalah ini harusnya DPR punya kontribusi, DPR
mengesahkan Undang-Undang terkait kebakaran hutan ini meluas. Kita juga belum
tahu apa yang akan dilakukan DPR, memang muncul wacana revisi UU kehutanan,
mereka malah mau bentuk Pansus asap. Sepertinya mereka hanya ingin jalan-jalan
ke negara lain untuk studi asap,” sesal Nico, di Menteng, Jakarta, Sabtu
(31/10).
Menurut Nico, bentuk empati
yang tepat terhadap masyarakat masyarakat terkena bencana asap, adalah dengan
terjun ke lapangan. “Seharusnya mereka melakukan cara empati yang mengena di
hati masyarakat, padahal banyak pimpinan DPR yang belum turun dan berinteraksi
ke korban,” ujar Nico.
Nico pun menyebut, pemakaian
masker bukan malah berimba postif bagi anggota DPR. Yang terjadi menurutnya,
citra DPR di mata rakyat semakin buruk.
“Penggunaan masker itu
justru memberikan citra makin buruknya lembaga DPR di mata masyarakat,”
pungkasnya.